Pemadam Kebakaran Jepang Dihukum karena Jadi Streamer Game
Wakayama, Jepang – Seorang pemadam kebakaran di Jepang menjadi sorotan bukan karena tindakan heroiknya, melainkan karena aktivitasnya di luar jam kerja yang dianggap melanggar aturan oleh atasannya.
Aktivitas Sampingan yang Kontroversial
Seorang sersan tak bernama dari dinas pemadam kebakaran Wakayama di Jepang barat menjalani yang disebut atasan sebagai “kehidupan ganda”. Di siang hari, ia bertugas sebagai pemadam kebakaran—namun di waktu luangnya, ia aktif sebagai streamer game multipemain.
- Ia memulai karier sebagai kreator konten pada 2020.
- Dalam waktu satu tahun, ia berhasil mengumpulkan lebih dari 15.000 pelanggan di platform streaming-nya.
- Menurut laporan koran lokal, penghasilannya mencapai ¥1 juta JPY (sekitar $6.700 USD) dari aktivitas tersebut.
Investigasi dan Hukuman
Aktivitasnya terungkap setelah ada laporan anonim kepada pejabat kota. Pihak berwenang kemudian membentuk tim investigasi yang menonton 314 video tanpa wajah miliknya—hanya mengandalkan suara—untuk memastikan identitasnya.
Setelah mengonfirmasi bahwa akun tersebut memang milik sang pemadam kebakaran, pihak berwenang memotong gajinya sebesar 10% pada Januari 2021.
“Pengertian saya tentang apa yang dianggap pekerjaan sampingan memang naif,” ujarnya sambil meminta maaf atas tindakannya.
Alasan Atasan
Pejabat kota Hidetaka Amano mengatakan kepada wartawan bahwa tindakan pria tersebut “mengkhianati kepercayaan warga Wakayama”.
“Masalah utamanya adalah ia memperoleh keuntungan dari iklan, yang sebagian bisa bersifat tidak pantas [dan tidak kami dukung],” jelas Amano.
Secara hukum, monetisasi akun YouTube-nya melanggar Undang-Undang Layanan Publik Lokal Jepang, yang melarang pegawai negeri—termasuk pemadam kebakaran—untuk memiliki pekerjaan sampingan.
Meski demikian, Amano mengakui bahwa hukuman tersebut terasa disayangkan:
“Kami tidak serta-merta menganggap buruk bahwa ia menjadi YouTuber. Tapi pada akhirnya, kami tetap harus mengikuti aturan.”